Novita melanjutkan, di Kabupaten Trenggalek sendiri ada kemajuan dari Rp. 9 miliar Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp. 30 miliar yang hanya disumbangkan oleh UMKM. Pencapaian ini tiba-tiba merosot akibat bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir.
“Tiba-tiba UMKM menjadi sangat rentan, sehingga kita sebagai pengusaha perempuan harus memperhatikan keramahan lingkungan dalam memilih material yang ingin kita libatkan dalam penjualan kita,” ujarnya.
Yang ketiga adalah masalah teknologi. Ia mengatakan ekonomi digital adalah masa depan dunia, namun masih banyak kendala yang harus dihadapi dari segi teknologi bagi UKM perempuan.
Sedangkan Modul Digital Forward Women dapat diakses secara gratis melalui Tokopedia Seller Education Center. Modul ini juga disosialisasikan kepada para pelaku UMKM perempuan melalui Kelas Perempuan Digital Maju (KPMD) yang rutin diadakan di berbagai daerah di Indonesia.
Hilmi mengatakan KPMD merupakan turunan dari inisiatif Hyperlocal Tokopedia, yaitu inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing para pelaku UMKM agar memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, tanpa harus pindah ke ibu kota. Di KPMD, Tokopedia bersama pemerintah provinsi dan kota memberikan edukasi luring khusus untuk UKM perempuan di berbagai daerah, seperti Medan, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali dan akan terus melebarkan sayap ke kota-kota lain.