Di sisi lain, China memutuskan melarang impor produk makanan laut dari 10 prefektur di Jepang, dikutip dari Time Out, 25 Agustus 2023. Larangan tersebut secara khusus menyasar sejumlah produk makanan laut yang berasal dari Tokyo, Fukushima, Chiba, Tochigi, Ibaraki, Gunma, Miyagi, Niigata, Nagano, dan Saitama.
Produk-produk ini merupakan semua makanan laut yang dipanen, diproduksi, diproses, atau dikemas pada atau setelah 24 Agustus 2023. Makanan laut yang dilarang mencakup varietas makanan laut hidup, beku, dingin, kering, atau diawetkan, serta garam laut dan rumput laut yang belum diolah dan diproses.
Rudolf Wu, seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Pendidikan Hong Kong, mengatakan pada TIME bahwa risiko efek radiotoksik bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. “Kita semua tahu bahwa merokok itu tidak baik, bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Namun, bukan berarti (jika) hanya merokok sesekali, (itu) akan menyebabkan kanker,” ujarnya mengibaratkan.
Namun, ia memperingatkan bahwa paparan terus menerus dalam konsentrasi rendah tetap berisiko. Ken Buesseler, ahli geokimia kelautan dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, juga mengatakan bahwa ia tidak mengkhawatirkan keamanan makanan laut dari Fukushima karena proses pengujian ketat yang telah diterapkan untuk memastikan tingkat radioaktivitas tetap rendah.